3 Penggunaan Pamaeh yang Tidak Tepat



Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah,, setelah lama tidak membuat postingan, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan bahasan mengenai Cara Penggunaan Rarangken Pamaeh yang Tepat.


Sistem penulisan Aksara Sunda sangatlah sederhana dan mudah, namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa Aksara Sunda benar-benar mudah dipelajari.
Terdapat aturan-aturan yang harus dikuasai dalam pembelajaran Aksara Sunda, aturan-aturan tersebut tak lain, berguna untuk menyempurnakan penulisan Aksara Sunda itu sendiri.

Belajar Aksara Sunda dapat dilakukan meskipun tanpa seorang guru/pembimbing, hal itu karena Aksara Sunda tidak memiliki banyak komponen atau bagian yang bercabang seperti aksara lainnya di Indonesia.

Aturan-aturan di dalam penulisan Aksara Sunda salah satunya ialah Rarangken. Terdapat bagian di dalam rarangken yang berfungsi untuk mematikan vokal konsonan yakni Pamaeh.
Pamaeh difungsikan untuk mematikan vokal pada konsonan, misalkan..
Konsonan KA menggunakan PAMAEH, maka menjadi K.  dll

Namun sering dijumpai juga penggunaan Pamaeh yang tidak tepat, seperti dalam kata: JIDAR ,, JI-DA-R , BASEUH, BA-SEU-H .. dll

Dilihat dari segi fungsi, memang kesalahan tersebut tidak menodai bunyi dari Aksara Sunda itu sendiri, namun hal itu merupakan sesuatu yang tidak pada tempatnya atau dalam kata lain kurang tepat.
Lalu mengapa hal tersebut bisa menjadi kurang tepat?

Pamaeh tidak akan berfungsi jika mematikan konsonan yang mempunyai bunyi imbuhannya sendiri. Apa itu imbuhan? Imbuhan adalah sebutan untuk sebuah bunyi tambahan dalam suatu kata, contoh dalam Bahasa Indonesia . Kata dasar Kerja ,, ditambah Imbuhan Me-Kan/Me-An ... maka menjadi Mengerjakan.

Kembali kepada Aksara Sunda, pamaeh itu tidak akan berfungsi jika mematikan konsonan yang mempunyai bunyi imbuhannya sendiri.
Lalu apa sajakah konsonan yang memiliki imbuhannya sendiri?


1.RA

AKSARASUNDA_AKSARASUNDABAKU_KONSONAN_RA
Di dalam aturan Rarangken, terdapat satu aturan yang bilamana aturan tersebut digunakan maka bunyi dari kata yang dipakai akan bertambah bunyi “....R”.
Ialah PANGLAYAR, panglayar berfungsi untuk menambah imbuhan “R” pada konsonan/vokal. Contoh dalam kata CAGEUR:

  Sah-sah saja jika kita menggunakan PAMAEH untuk konsonan RA, hanya saja hal tersebut kurang efektif dan tidak tepat, mengingat untuk aturan tersebut, telah ada aturan PANGLAYAR.
 

 2. NGA

Berbeda dengan Bahasa Indonesia, kata Nga dalam Aksara Sunda mendapat pengakuan status sebagai sebuah konsonan.
Karena dalam Bahasa Indonesia, kata NGA merupakan gabungan dari konsonan N + G .
Pada dasarnya konsonan NGA tidak untuk dimatikan oleh Pamaeh, karena untuk menambah bunyi “Ng” , di dalam Aksara Sunda telah ada “PANYECEK” , yaitu aturan yang berfungsi untuk menambah bunyi Ng pada konsonan/vokal. Contoh dalam kata : Mangkok .


 3. HA


Sering dijumpai dalam Basa Sunda kata-kata yang berakhiran bunyi “H” seperti : Atuh , Teh, dll...
Sangking seringnya kata-kata tersebut muncul, maka terciptalah suatu aturan yang menambahkan bunyi “H” pada konsonan/vokal.
Ialah “PANGWISAD” .

Itulah ketiga Konsonan yang bilamana menggunakan rarangken Pamaeh maka penggunaannya akan kurang tepat dan efektif.
Namun khusus untuk sebuah penulisan singkatan, maka konsonan RA & HA akan menjadi SANGAT TEPAT bila digunakan menggunakan Pamaeh, mengingat aturan-aturan yang telah disebutkan di atas hanya dapat digunakan untuk sebuah kalimat/kata.
Contoh penulisan singkatan: “ RSUD “ ,, H. RAMDAN “ dll...



Demikian yang dapat disampaikan pada edisi kali ini, mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam keseluruhan ini.
Terimakasih atas kunjungannya ke blog ini.

Wassalamualaikum wr. Wb



RAMDANRAMDANI/18/10/2016/Ia
PUSAT KAJIAN PENULISAN AKSARA SUNDA
Aksarasundabaku.blogspot.co.id