Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala puji
bagi Allah,, setelah lama tidak membuat postingan, pada kesempatan kali ini kami
akan memberikan bahasan mengenai Cara Penggunaan Rarangken Pamaeh yang Tepat.
Sistem
penulisan Aksara Sunda sangatlah sederhana dan mudah, namun hal tersebut tidak
menutup kemungkinan bahwa Aksara Sunda benar-benar mudah dipelajari.
Terdapat
aturan-aturan yang harus dikuasai dalam pembelajaran Aksara Sunda,
aturan-aturan tersebut tak lain, berguna untuk menyempurnakan penulisan Aksara
Sunda itu sendiri.
Belajar Aksara
Sunda dapat dilakukan meskipun tanpa seorang guru/pembimbing, hal itu karena
Aksara Sunda tidak memiliki banyak komponen atau bagian yang bercabang seperti
aksara lainnya di Indonesia.
Aturan-aturan
di dalam penulisan Aksara Sunda salah satunya ialah Rarangken. Terdapat bagian
di dalam rarangken yang berfungsi untuk mematikan vokal konsonan yakni Pamaeh.
Pamaeh
difungsikan untuk mematikan vokal pada konsonan, misalkan..
Konsonan KA
menggunakan PAMAEH, maka menjadi K. dll
Namun sering
dijumpai juga penggunaan Pamaeh yang tidak tepat, seperti dalam kata: JIDAR ,,
JI-DA-R , BASEUH, BA-SEU-H .. dll
Dilihat dari
segi fungsi, memang kesalahan tersebut tidak menodai bunyi dari Aksara Sunda
itu sendiri, namun hal itu merupakan sesuatu yang tidak pada tempatnya atau
dalam kata lain kurang tepat.
Lalu mengapa
hal tersebut bisa menjadi kurang tepat?
Pamaeh tidak
akan berfungsi jika mematikan konsonan yang mempunyai bunyi imbuhannya sendiri.
Apa itu imbuhan? Imbuhan adalah sebutan untuk sebuah bunyi tambahan dalam suatu
kata, contoh dalam Bahasa Indonesia . Kata dasar Kerja ,, ditambah Imbuhan
Me-Kan/Me-An ... maka menjadi Mengerjakan.
Kembali kepada Aksara Sunda, pamaeh itu tidak
akan berfungsi jika mematikan konsonan yang mempunyai bunyi imbuhannya sendiri.
Lalu apa
sajakah konsonan yang memiliki imbuhannya sendiri?
Di dalam aturan Rarangken, terdapat satu aturan yang
bilamana aturan tersebut digunakan maka bunyi dari kata yang dipakai akan
bertambah bunyi “....R”.
Ialah PANGLAYAR, panglayar berfungsi untuk menambah
imbuhan “R” pada konsonan/vokal. Contoh dalam kata CAGEUR:
2. NGA
Berbeda dengan Bahasa Indonesia, kata Nga dalam Aksara
Sunda mendapat pengakuan status sebagai sebuah konsonan.
Karena dalam Bahasa Indonesia, kata NGA
merupakan gabungan dari konsonan N + G .
Pada dasarnya konsonan NGA tidak untuk dimatikan oleh
Pamaeh, karena untuk menambah bunyi “Ng” , di dalam Aksara Sunda telah ada
“PANYECEK” , yaitu aturan yang berfungsi untuk menambah bunyi Ng pada
konsonan/vokal. Contoh dalam kata : Mangkok .
3. HA
Sering dijumpai dalam Basa Sunda kata-kata yang
berakhiran bunyi “H” seperti : Atuh , Teh, dll...
Sangking seringnya kata-kata tersebut muncul,
maka terciptalah suatu aturan yang menambahkan bunyi “H” pada konsonan/vokal.
Ialah “PANGWISAD” .
Itulah ketiga
Konsonan yang bilamana menggunakan rarangken Pamaeh maka penggunaannya akan
kurang tepat dan efektif.
Namun khusus
untuk sebuah penulisan singkatan, maka konsonan RA & HA akan menjadi SANGAT
TEPAT bila digunakan menggunakan Pamaeh, mengingat aturan-aturan yang telah
disebutkan di atas hanya dapat digunakan untuk sebuah kalimat/kata.
Contoh
penulisan singkatan: “ RSUD “ ,, H. RAMDAN “ dll...
Demikian yang
dapat disampaikan pada edisi kali ini, mohon maaf apabila terdapat kekurangan
dalam keseluruhan ini.
Terimakasih
atas kunjungannya ke blog ini.
Wassalamualaikum
wr. Wb
RAMDANRAMDANI/18/10/2016/Ia
PUSAT KAJIAN
PENULISAN AKSARA SUNDA
Aksarasundabaku.blogspot.co.id